OPOP Jatim – Dengan julukannya sebagai Bumi Wali, Kabupaten Tuban tidak lepas dari sejarah Islam. Tidak mengherankan, selain memiliki banyak wisata religi, juga menjadi pusat pendidikan Islam. Terbukti beberapa pesantren besar tumbuh dan berkembang dengan ribuan santri tiap tahunnya.
Pesantren kini menjadi alternatif pendidikan formal yang banyak dipilih oleh orang tua. Dengan mengikuti perkembangan jaman, pondok pesantren bukan hanya tempat belajar ilmu agama saja. Namun lebih jauh lagi, ponpes modern telah menjadi pusat belajar agama, life skill dan entrepreneurship.
Dengan jumlah muslim tertinggi di dunia, pendidikan pesantren berkembang sangat pesat. Perkembangan tersebut sejalan dengan peluang Indonesia untuk lebih jauh lagi mengembangkan sektor ekonomi syariah. Apalagi kabarnya meskipun pandemi melanda, namun geliat di sektor ini masih tumbuh positif.
Table of Contents
Dukungan Pemprov Jatim dalam Pengembangan Pesantren
Melihat fenomena diatas, pemerintah khususnya Penprov Jatim sebagai pemangku kebijakan ternyata tidak tinggal diam. Potensi pesantren sebagai tempat pengembangan ekonomi syariah mendapatkan dukungan dengan adanya program One Pesantren One Produk (OPOP). Program ini merupakan upaya pemerintah untuk jemput bola dan menawarkan produk ke dunia internasional.
Nyatanya program ini cukup efektif dan sudah menelurkan beberapa pesantren yang sukses program ini. Contohnya ponpes Sunan Drajat di Paciran Lamongan telah sukses mengeksport produk unggulannya ke beberapa negara di Asia Tenggara.
Kedepannya, OPOP akan melakukan ekspansi pasar tidak hanya pasar Asia namun juga Eropa. Potensi produk Indonesia yang unik dan beraneka ragam sangat digemari di pasar Internasional. Kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi program OPOP untuk meningkatkan kualitas produknya.
Upaya OPOP Tembus Pasar Eropa
Agar produk OPOP dapat bersaing di mancanegara khususnya pasar Eropa, berbagai upaya dilakukan antara lain :
1. Mempersiapkan standarifikasi produk
Pasar Eropa bisa dibilang memiliki standar yang tinggi terhadap suatu produk untuk bisa masuk ke wilayahnya. Untuk itu, agar dapat bersaing di sana standarisasi produk harus disiapkan dengan matang. Misalkan saja dalam bidang pengemasan. Selain kemasan harus menarik, rapi juga harus menjelaskan komposisi bahan serta kandungan gizi yang cukup detail. Agar konsumen di Eropa tahu dan percaya produk OPOP dari Indonesia memang berkualitas.
2. Melakukan sertifikasi halal
Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di Indonesia sudah selayaknya Indonesia menjadi trend produk halal. Ternyata produk halal juga sangat diminati di pasar Eropa. Sebagai upaya untuk bersaing di kancah Eropa OPOP melakukan bantuan sertifikasi halal produk secara bertahap.
Adapun prinsip dari sertifikasi halal antara lain : memastikan barang untuk proses produksi halal, tidak terkontaminasi najis dari peralatan bahkan lingkungan dan yang terakhir proses produksi halal berjalan berkesinambungan.
3. Perizinan
Pemerintah akan membantu perijinan produk OPOP sehingga lebih mudah masuk ke pasar Internasional. Termasuk juga OPOP sebagai motor secara aktif menawarkan produknya ke luar negeri sehingga dapat mendorong nilai eksport
4. Membuka diskusi dengan pihak terkait
Sebagai upaya memuluskan program One Pesantren One Product ini, akan membuka diskusi dengan menggandeng para stakeholders dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkai. Terutama dari berbagai kedinasan antara lain : Dinas Koperasi dan UKM (Diskop UKM), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Timur,dsb.
Penutup dan Kesimpulan
Program baik OPOP ini diharapkan pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama saja. Namun pesantren juga harus menjadi produsen sehingga bisa menjadi motor kemandirian berbasis pesantren. Sedangkan pemerintah sebagai pemangku kebijakan memberi dorongan dengan stimulasi positif sehingga produk yang dihasilkan di terima di dunia internasional.