Yoga Andika Memperdayakan Remaja Melalui Laskar Pencerah

“Sangat disayangkan sekali jika remaja yang seharusnya mendapatkan pendidikan tinggi harus terputus karena pernikahan dini” Yoga Andika – Ketua Laskar Pencerah

Kebahagiaan diharapkan mampu didapatkan pasangan ketika melaksanakan pernikahan. Sayangnya tidak semua pernikahan berjalan sesuai yang diharapkan. Apalagi belum adanya kesiapan baik secara lahir, batin dan materi.

Meskipun begitu pernikahan dini masih banyak dilakukan di Indonesia. Alasan kemiskinan serta pendidikan yang rendah seringkali menjadi pemicu pelaksanakannya. Bahkan data BPS tahun 2017 sebanyak 10% pernikahan masih dibawah umur.

Bahaya pernikahan dini

Jika kita melihat lebih jauh lagi, pernikahan dini memiliki dampak yang luas. Remaja yang seharusnya usia menuntut ilmu dan mencari pengalaman hidup harus menerima beban berat pernikahan. Belum lagi jika ditengah ketidaksiapan pasangan tersebut, kemudian hadir seorang anak akan menambah beban keluarga.

Bagi perempuan

Pernikahan dini memiliki dampak yang cukup besar khususnya bagi perempuan antara lain:

  • Hilangnya hak anak untuk mendapatkan pendidikan dan hidup bebas dari kekerasan dan pelecehan
  • Hak dipisahkan dari kedua orang tuanya
  • Hak perlindungan kesehatan di mana wanita di bawah umur berisiko lima kali lipat saat melahirkan
  • Mengalami persoalan psikologis dari mulai cemas hingga depresi terutama jika tidak ada dukunga dan keluarga besar serta mengalami kesulitan ekonomi.

Bagi anak

Kurangnya pengetahuan dan edukasi terutama bagi sang ibu yang masih dibawah umur menyebabkan anak-anak bisa beresiko lahir prematur hingga kekurangan gizi. Anak juga rentang mengalami dampak psikologis ketika orang tua belum matang dan terjadi perceraian di antara keduanya

Melihat fenomena pernikahan dini yang umumnya banyak terjadi di desa-desa untuk kepedulian Yogi Andika untuk membentuk Kader Posyandu Remaja yang diberi nama Laskar Pencerah.

Peran Laskar Pencerah dalam Pemberdayaan Remaja

Sama dengan kegiatan di posyandu  balita, posyandu remaja memiliki peran penting dalam pemberdayaan remaja. Posyandu remaja sekaligus menjadi tempat penyuluhan dan edukasi tentang kesehatan bagi remaja usia SMP hingga SMA, bahaya narkoba hingga pernikahan dini.

Melalui posyandu remaja ini, Yoga bersama Laskar Pencerah mengajak remaja lainnya untuk berperan mengedukasi remaja secara luas khususnya tentang pernikahan dini.

Selain untuk edukasi dan pemberdayaan remaja, lokasi desa geografis desa yang sulit terjangkau serta terbatasnya SDM serta fasilitas kesehatan membuat program posyadu remaja ini sangat membantu keberadaannya.

Di posyandu remaja ini secara rutin dilakukan pengukuran serta pencatatan aantropometri, konseling gizi, komunikasi hingga edukasi. Selain itu sebagai langkah agar para remaja tertarik untuk mengikuti posyandu ini diadakan juga senam bersama serta pelatihan kewirausahaan.

Untuk memperlancar Laskar pencerah, Yoga bekerja tidak sendiri. Ia menggandeng berbagai pihak khususnya pemerintah desa, puskesmas serta dinas kesehatan setempat. Atas dampak positif dari adanya Laskar Pencerah ini posyandu remaja yang awalnya hanya di desa Wonokotri kini ada di 8 desa lainnya di kecamatan Tosari. Di tiap desa tersebut terdapat 5 kader dari desa setempat yang difasilitasi oleh Laskar Pencerah. Tiap posyandu remaja juga memiliki struktur organisasi serta agenda kerja. Kader- kader tersebut sekarang sudah mampu mengedukasi teman sebayanya.

Tidak hanya pada remaja yang ada di desa saja, kini posyandu remaja juga rutin memberikan penyuluhan ke sekolah tingkat sMP dan SMA.

Kerja keras Yoga bersama tim Laskar pencerah kini berbuah manis. Tidak hanya mampu mengedukasi seta memperdayakan teman sebayanya, kini angka pernikahan dini di Kecamatan Tosari juga menurun drastis. Atas usahanya tersebut pantas jika kemudian Yoga Andika menerima penghargaan SATU Indonesia Award tahun 2016

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar