Saatnya Berkolaborasi Atasi Selimut Polusi

berkolaborasi atasi selimut bumi

Jika ada yang bertanya “Apa benar sekarang perubahan iklim sudah terjadi?” maka saya menjawabnya “benar”. Mungkin jika harus menyodorkan data serta opini ahli tentu saya perlu waktu untuk mencarinya terlebih dahulu. Namun pengalaman membuktikan kalau adanya perubahan iklim bukan isapan jempol belaka.

Bagi generasi yang lahir tahun 80-an pasti ingat pelajaran IPA ketika SD tentang musim. Saat itu ada pembagian jelas tentang musim di Indonesia dimana bulan April-September merupakan musim kemarau. Artinya saat kemarau benar- benar panas tanpa hujan. Saat mendekati bulan November hujan pun mulai tiba dan di Desember yang diartikan deres- derese sumber (besar- besarnya sumber air) maka sudah memasuki musim penghujan. Sudah dipastikan selama hampir enam bulan hujan akan datang hampir tiap hari.

Berbeda dengan sekarang, antara musim hujan dan kemarau hampir tidak ada bedanya. Bisa saja di bulan Januari yang dahulu disebut sebagai hujan sehari- hari kini malah jarang turun hujan. Begitupun sebaliknya, beberapa hari yang lalu di bulan Oktober yang dianggap sebagai bulan peralihan antara musim kemarau ke penghujan di berita malah beberapa daerah sudah terjadi banjir.

Mengapa Ada Perubahan Iklim?

Adanya pergeseran musim diatas salah satu penyebabnya karena perubahan iklim. Disadari atau tidak perubahan iklim membawa dampak yang tidak sedikit bagi manusia dan lingkungannya. Namun yang perlu digaris-bawahi, perubahan iklim tentu tidak muncul tiba- tiba. Banyak faktor yang menyebabkan perubahan iklim dari mulai polusi hingga efek rumah kaca.

Polusi yang berasal dari transportasi misalnya karena penggunaan bahan bakar fosil menghasilkan gas CO2. Terlebih setiap tahunnya angka penggunaan kendaraan bermotor terus meningkat yang tentu saja juga meningkatkan selimut polusi membuat bumi semakin panas dan menyebabkan perubahan iklim.

Begitupun juga industri turut serta menyumbangkan polusi sehingga meningkatkan pemanasan global. Apalagi sekarang ini industri dengan menggunakan berbagai mesin yang menghasilkan asap sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Desa yang dulu identik dengan udara segar dan asri kini sudah sulit ditemukan.

Dari Hutan Untuk Bumi yang Lebih Baik

Kondisi yang terjadi karena perubahan iklim tentu tidak menguntungkan. Bahkan jika dibiarkan akan memperparah keadaan dan bisa membahayakan manusia dan lingkungannya. Terus bagaimana jalan keluarnya?

Tentu masih ingat materi SD tentang pernafasan pada tumbuhankan? Pada saat bernafas pohon menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida. Jadi semakin banyak pohon maka semakin banyak CO2 yang diserap sehingga bisa mengurangi #SelimutPolusi. Dari sini kita bisa menyimpulkan tentang pentingnya hutan sebagai paru- paru dunia terutama dalam mengurangi gas emisi karbon.

Bergandengan Tangan Untuk Hajar Selimut Polusi

Perubahan iklim yang terjadi sekarang berdampak buruk jika dibiarkan begitu saja. Untuk itu perlu penanganan serius dari semua orang, baik pribadi hingga pemangku kebijakan. Masalah krusial ini tidak bisa diselesaikan hanya satu atau beberapa pihak saja. Namun bersama- sama berkolaborasi menjadi #TeamUpForImpact dalam mengatasi selimut polusi

Sebagai pribadi jika boleh berandai- andai tentu saya ingin berkontribusi dalam mengatasi atau mengurangi perubahan iklim ini. Apalagi jika diberi kesempatan sebagai pemangku kebijakan maka sebagai #MudaMudiBumi akan membuat program One Home One Car (OHOC)

One Home One Car (OHOC)

Bagi warga Indonesia angka kepemilikan mobil cukup tinggi. Harga mobil cukup terjangkau, kemudahan mendapatkan bahan bakar serta pajak yang cukup ringan membuat orang lebih memilih memiliki mobil dari pada naik kendaraan umum. Bayangkan saya jika dalah satu keluarga memiliki lebih dari satu mobil sudah berapa saja mobil yang ada.

Hal tersebut terlihat saat liburan panjang atau lebaran. Macet dimana- mana karena hampir semua mobil dan kendaraan lainnya digunakan. Selain macet, yang jadi masalah bagi lingkungan yaitu meningkatnya gas emisi CO2. Dengan program pembatasan kepemilikan kendaraan bermotor khususnya mobil ini tentu bisa menekan angka polusi yang disebabkan kendaraan bermotor.

Penutup

Bagaimanapun perubahan iklim dan efeknya harus jadi perhatian semua pihak. Tentu kita tidak ingin anak cucu kita akan mewarisi bumi yang sudah rusak karena perubahan iklim. Untuk itu, yuk mulai dari diri sendiri kita ubah pola hidup untuk mendukung bumi lebih ramah lagi. Selain itu juga penting membuka tangan untuk berkolaborasi mewujudkan #UntukmuBumiku tanpa selimut polusi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar